PENGARUH PERUBAHAN KOGNITIF TERHADAP PROSES PEMASARAN
TUGAS
PEMASARAN SOSIAL
OLEH:
KELOMPOK 1
JURUSAN
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
NAMA-NAMA
KELOMPOK 1
1. REZEKI
RAMADHANI TASRIK F1D2 10 001
2. NURULUL
AZMIAH ASSAMBO F1D2 10 002
3. TEWALI
WULANDARI B. F1D2 10
003
4. MUH.
ZULFIKAR ADHA F1D2
10 004
5. ISRA
FEBRIANTI F1D2
10 006
6. NUR
INSAN AHLAN F1D2
10 010
7. RAFIKA F1D2
10 011
8. WAODE KASRAWATI F1D2 10 012
9. WAODE NELLA ARNIANTI F1D2 10 014
10.
TENGGO AKING F1D2
10 015
11.
HARNIATI F1D2
10 017
12.
DARMA MITRAWATI F1D2 10 019
13.
TITIN ADHATUN SYAHRIA F1D2 10 020
14.
SRI OKTIVIANI F1D2
10 021
15.
SINTA AYU ARIANTI F1D2 10 022
16.
RENI MUSTIANI F1D2
10 024
17.
FARIZ ASSUCRI RAMDANI S. F1D2 10 025
18.
WAHYU APRIRYAN USNAWI F1D2 10 026
19.
RABIATUL ADAWIAH F1D2 10 027
20.
IIN NOVIANI ZAINUDDIN F1D2 10 028
21.
MUH. NOER FAJRIN F1D2 08 061
22.
ANDI ANGGA ABBA F1D2 09 009
23.
WILDA YANI F1D2
09 064
PENGARUH
PERUBAHAN KOGNITIF TERHADAP PROSES PEMASARAN SOSIAL
A.
PENGERTIAN
PEMASARAN
Definisi pemasaran menurut beberapa ahli
adalah sebagai berikut:
1. Stanton
(1997), pengertian pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan,
baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2. Kotler
(2000), pemasaran adalah proses sosial dan managerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran
merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing
pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan melaluin tahap
menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.
3. Teguh
Budiarto (1993), pemasaran adalah kegiatan pemasaran untuk menjalankan usaha
(profit dan non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan jasa,
mendistribusikan, mempromosikan melalui proses pertukaran agar memuaskan
konsumen dan mencapai tujuan pemasaran.
4. Kotler
dan Roberto, pemasaran sosial dapat merubah perilaku seseorang sehingga orang
yang semula kurang atau bahkan tidak peduli terhadap perilakunya yang buruk,
dapat menjadi seseorang yang peduli terhadap perilakunya dan mau mencoba
memperbaikinya karena ia tahu bahwa perilakunya yang buruk dapat mengakibatkan
efek yang negatif terhadap proses pendidikan.
5. Trioso
Purnawarman (2001), pemasaran adalah proses sosial dan managerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhkan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran
sosial adalah suatu proses untuk membuat, implementasi, dan pengawasan program
yang bertujuan meningkatkan penerimaan gagasan sosial atau perilaku pada suatu
kelompok sasaran. Sementara pemasaran dalam kontek promosi kesehatan adalah
keterampilan menajemen dalam mengidentifikasi kesempatan-kesempatan untuk
memenuhi permintaan konsumen atau klien sehingga memberikan perlindungan
maksimal dan atau perbaikan dalam kesehatan mereka (Ewles dan Simnett, 1994)
yang dikutip oleh Maulana (2009: 120).
B. PENGERTIAN
KOGNITIF
Pengertian
kognitif menurut beberapa pendapat adalah:
1. Kamus
besar Bahasa Indonesia
Kognitif
beerrhubungan dengan atau melibatkan kognisi; berdasarkan pengetahuan faktual
yang empiris.
2.
Jean piaget
Kognitif
adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan, sehingga secara umum
kognitif dapat diartikan sebagai potensi intelektual dari tahap: pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Atau kognitif adalah
persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional atau
akal.(Suparno 2002, hal. 19)
3. Gagne
Kognitif
adalah sebuah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan
syaraf, pada waktu manusia sedang berpikir. (Djiwandono 2007, hal 170)
C.
PROSES PEMASARAN
Proses pemasaran
terdiri dari analisis peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran,
merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan
mengorganisasikan, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.
Proses pemasaran
dapat dijelaskan lebih rinci dalam langkah-langkah sebagai berikut :
·
Langkah ke-1 adalah analisis yaitu
dengan membuat inventarisasi kelompok sasaran dan mencari
institusi-institusi/stakeholder yang dapat membantu dan bekerjasama.
·
Langkah ke-2 yaitu melakukan riset
untuk mengetahui tanggapan masyarakat terutama kelompok sasaran terhadap produk
dan jasa pelayanan yang akan diberikan.
·
Langkah ke-3 adalah menyusunan
strategi pemasaran. Strategi yang digunakan disini merupakan serangkaian
tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
1.
Faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2.
Faktor makro, yaitu demografi atau ekonomi, politik atau hukum, teknologi atau
fisik dan sosial atau budaya.
·
Langkah ke-4 adalah monitoring dan
evaluasi. Kegiatan monitoring adalah proses untuk menemukan kekurangan atau
kesalahan pada strategi yang telah ditetapkan. Evaluasi merupakan kegiatan
untuk mengetahui apakah tujuan dari strategi pemasaran telah tercapai atau
belum.
·
Langkah ke-5 adalah pelaksanaan proses
pemasaran. Kegiatan ini menggunakan media yang telah dipersiapkan untuk
menunjang program melalui pesan-pesan sehingga akan mudah diingat oleh
masyarakat luas ataupun khususnya bagi konsumen.
C.
PENGARUH PERUBAHAN KOGNITIF TERHADAP PROSES
PEMASARAN
8 aspek yang merupakan sasaran-sasaran kognitif berikut ini:
1. Kebutuhan Kategori (Categori
Needs)
Kategori kebutuhan mengacu pada persepsi konsumen tentang
kebutuhan yang bisa di penuhi produk tertentu. Pada tahap awal daur hidup
produk, kategori kebutuhan kerap menjadi tujuan. Pada tahap ini, konsumen lebih
di edukasi tentang manfaat produk.
2. Kesadaran Merek (Brand
Awareness)
Kesadaran merek adalah upaya konsumen mengasosiasikan merek dengan
kategori produk.
3. Pengetahuan Merek (Brand
Knowledge)
Pengetahuan dan keyakinan merek lebih bersifat ekstensif ketimbang
kesadaran merek karena sudah lebih „lanjut‟ dan merupakan pengetahuan tentang
ciri khas, benefit, dan makna merek tertentu.
4. Sikap Merek (Brand Atitude)
Merupakan evaluasi merek dalam kaitannya dengan preferensi. Sikap
merek bisa menjadi suatu efek global (“saya suka merek ini”) atau suatu evaluasi
keyakinan konsumen yang di artikulasikan.
5. Fasilitasi Perilaku/pembelian
Fasilitasi pembelian berupa informasi tentang bagaimana dan dimana
konsumen bisa membeli, termasuk lokasi toko dan metode pembayarannya.
6. Niatan perilaku/pembelian
Niatan/intense yaitu rencana konsumen untuk mengunjingi
toko tertentu atau membeli produk atau merek tertentu dimasa datang atau
rencana melakukan perilaku tertentu.
7. Perilaku, Pembelian
Store traffic, patronase toko,
pembelian merek tertentu atau perilaku spesifik lainnya, seperti mengembalikan
kartu respon atau panggilan telepon ke nomor bebas pulsa meminta informasi
lebih lanjut. Sasaran komunikasi bisa diarahkan untuk mengubah atau menguatkan
perilaku ini.
8. Kepuasan Pasca Beli
Meningkatkan kepuasan pemakai produk pada merek kerap menjadi
tujuan. Khususnya barang consumer (Fast Moving Consumer Goods - FCMG),
hal ini bisa ditetapkan sebagai sasaran komunikasi terpenting bh dalam merawat
konsumen. (Sulaksana, 2003)
Dari sudut
pandang kognitif, pemasaran sering dipandang sebagai suatu ilmu yang mencari
penjelasan. Pendekatan kognitif sering tergantung pada konsep-konsep pemasaran
sebagai arahan mengembangkan strategi. Dalam pandangan kognitif terdapat dua
asumsi yang mendasari konsep pemasaran, dimana tindakan pemasaran harus
didasarkan pada suatu upaya untuk memuaskan kebutuhan dalam kondisi yang
menguntungkan. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen memiliki sesuatu yang
disebut ”kebutuhan”, yang berupaya dipuaskan melalui pembalian dan
pengkonsumsian. Kedua, diasumsikan bahwa konsumen memiliki otonomi dan pikiran
yang rasional, serta seorang pengambil keputusan yang pilihan dan pembeliannya
umumnya dikontrol oleh diri sendiri. Pandangan ini juga menyadari bahwa
strategi pemasaran mencoba mengubah pengaruh dan kognisi konsumen, seperti
kepercayaan dan sikap, tapi biasanya mengingkari bahwa pemasaran dapat
menciptakan kebutuhan dan keinginan atau bahkan memodifikasinya.
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan pengideraan terhadap suatu objek
tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang. Ada enam tingkatan dalam domain ini, yaitu:
1) Tahu (know), diartikan
sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari. Tahu merupakan suatu
tingkatan pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension),
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan didapat menginterpretasikan materi secara benar.
3) Aplikasi (application),
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi sebenarnya (real).
4) Analisis (analysis), suatu
kemampuan untuk menjabarkan materi dari suatu objek ke dalam komponen-komponen,
tetapi masih dalam satu struktur suatu organisasi, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5) Sintesis (synthesis),
menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation),
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justification atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu criteria
yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada .
Pandangan
Kognitif
Pada Pandangan kognitif,
dalam mengkaji konsumen lebih difokuskan pada apa yang dipikirkan oleh
konsumen. Beberapa pendekatan kognitif mencoba menerapkan teori kognitif dalam
menjelaskan perilaku nyata. Beberapa ahli perilaku memandang kejadian kognitif sebagai
perilaku samar yang harus diteliti dengan cara yang sama seperti pada perilaku
nyata. Ahli perilaku lainnya melihat kejadian kognitif tidak lebih dari sekedar
kata yang mungkin berguna untuk tujuan komunikasi tetapi kurang berguna sebagai
suatu penjelasan ilmiah. Pandangan kognitif (cognitive view) didasarkan pada
riset tentang topik seperti pemrosesan informasi dan ilmu kognitif yang sedang
berjalan.
Pendekatan perilaku
Pendekatan
perilaku (behavior approach) didasarkan pada suatu pandangan yang sedang
berlaku saat ini yang disebut “ analisis
perilaku terapan”. Pendekatan perilaku lebih menekankan pada perilaku nyata apa
yang dilakukannya, yaitu perilaku yang dapat diamati langsung dan diukur.
Secara
umum terdapat dua manfaat dari pendekatan perilaku konsumen, yaitu untuk
mengembangkan dan mengevaluasi strategi pemasaran. Pendekatan perilaku konsumen
dapat digunakan untuk mengembangkan strategi dalam rangka mempengaruhi
kemungkinan pembelian tanpa mengubah sikap pra pembelian, misalnya
mengembangkan promosi yang dapat meningkatkan akses informasi. Pengembangan
strategi tersebut harus memperhatikan tahapan perilaku dalam proses pembelian.
Terkait dengan evaluasi strategi pemasaran, pendekatan perilaku dapat digunakan
untuk mengkaji kefektifan promosi penjualan, yaitu dengan mempelajari dampak
promosi terhadap perilaku konsumen. Oleh karena itu, harus didukung pengetahuan
tentang jenis dan bentuk promosi.
Ada
beberapa perbedaan antara pandangan kognitif dan pendekatan perilaku dilihat
dari segi:
a)
Perbedaan
posisi dan asumsi
b)
Pendekatan
riset dan praktis
c)
Pandangan
pemasaran
Pemasaran sosial memiliki tujuan
mengubah kebiasaan dari konsumen. Konsumen yang dimaksudkan adalah masyarakat
secara umum. Pemasaran social mencoba untuk mengubah kebiasaan yang tidak
positif menjadi positif. Oleh karena itu keberhasilan dari sebuah pemasaran
sosial terlihat apabila telah berubahnya pola kebiasaan dari masyarakat yang
tidak positif menjadi positif.
Jenis pengetahuan akan digunakan untuk
menentukan perlakuan kepada tiap sasaran baik dari pola pendekatan, jenis
kegiatan, cara berkomunikasi sampai kepada menentukan pesan yang disampaikan
kepada target kelompok tersebut. Pengetahuan tersebut juga penting untuk
memastikan kesesuaian antara masalah yang ada dengan target kelompok yang
dituju, sehingga tidak terjadi perlakuan yang tidak tepat dengan kebiasaan dari
kelompok yang menjadi target pemasaran .
Kognitif/Kognisi seseorang yaitu pengetahuan
dan persepsi yang diperoleh berdasarkan kombinasi pengalaman langsung dengan
obyek sikap dan informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan dan
persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil bentuk kepercayaan, yaitu,
kepercayaan konsumen bahwa obyek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa
perilaku tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu. Kemudian dalam
pemasaran juga ada yang namanya Teori ketidakcocokan kognitif. Dimana teori ini
mengemukakan bahwa pemikiran yang bertentangan, atau informasi yang tidak
cocok, yang mengikuti keputusan pembelian dapat mendorong para konsumen untuk
mengubah sikap mereka untuk membuatnya sesuai dengan tindakan mereka, teori ini harus diwaspadai dalam pemasaran
social karna tentunya akan mempengaruhi proses pemasaran. Dalam memasarkan ide
dan kebiasaan, konsumen mendapatkan pengetahuan dimana hal tersebut nantinya
akan mengubah kebiasaan yang tidak positif dari konsumen. Pemasar membangun
pengetahuan dalam diri konsumen sehingga konsumen tergerak untuk berubah untuk
tidak memiliki kebiasaan yang tidak positif.
Pengetahuan
atau kognitif sangat perpengaruh terhadap proses pemasaran dimana adanya
pengetahuan adopter akan mengetahui adanya keberadaan sebuah produk dan
mempengaruhi presepsi adopter terhadap suatu produk. Dari persepsi kemudian
akan muncul yang namanya perilaku konsumen. Apakah itu menolak produk yang ada
atau atau menggunakan produk tersebut. Pengetahuan adopter tentang akan baiknya
suatu produk social akan memperlancar proses pemasaran. Jadi dengan adanya
pengetahuan dari adopter pemasaran tidak akan menjadi sulit karena adopter
tersebut telah mengetahui baik tidaknya produk.
Sebagai
contoh: masyarakat yang tadinya tidak mengetahui bahaya mengkonsumsi rokok secara terus menerus tetapi
setelah mendapat info tentang bahaya rokok ia mendapatkan pengetahuan dan
pemahaman lebih mengenai bahaya rokok dan suatu ketika ada yang namanya program
anti rokok untuk mengurangi kebiasaan merokok. Orang tersebut kemudian karena
perubahan pengetahuannya mengenai bahaya rokok ia kemudian memutuskan untuk
mengikuti program tersebut sehingga ia bisa berhenti dari kebiasaannya merokok.
Pemasaran social dengan produk social anti rokok akan berjalan dengan lancar
karena adanya dukungan yaitu pengetahuan dari adopter sendiri.
Jadi, pengaruh perubahan kognitif sangat
mempengaruhi proses pemasaran terutama pemasaran social.
DAFTAR PUSTAKA
ilmumanajemenpemasaran.wordpress.com
Jurnal Perbandingan Pengaruh...,
Muchsin Attamimy, FE UI, 2009