Persoalan
ledakan penduduk terutama usia produktif harus menjadi perhatian serius semua
pihak. Jika tidak, kita harus menghadapi banyak persoalan. Diantaranya, soal
lapangan pekerjaan dan bakal terjadi baby boom tahap kedua.
Kita tahu,
usia produktif berada pada usia kerja dan usia subur.Apalagi, jika kualitas
pendidikan rendah bisa membawa akibat terjadinya pertumbuhan penduduk
yang tinggi. Kualitas manusia yang rendah ini akan mengakibatkan
banyak kerugian. Misalnya, kerugian ekonomi jangka pendek antara lain, rendahnya
produktivitas, hilangnya waktu produktif, biaya karyawan naik, kapasitas
terpakai perusahaan rendah. Sedangkan kerugian ekonomi
jangka panjang yakni mutu tenaga kerja tetap rendah, TKI hanya sebagai tenaga
kasar, pertumbuhan ekonomi lamban, dan daya saing di pasar global pun rendah.
Kekhawairan
kita akan bertambah manakala usia angkatan kerja ini tidak terserap pasar
kerja, secara baik. Maka, dapat dibilang, pengangguran merupakan sumber utama
kemiskinan massal, baik kemiskinan materi maupun non-material.
Menyikapi
persoalan ini, BKKBN, terus melakukan edukasi terhadap pelajar dan remaja.
Melalui berbagai kegiatan remaja, sudah dilakukan edukasi sekaligus sosialisasi
soal pentingnya ber-KB dalam membentuk keluarga.
Misalnya,
saja, BKKBN di berbagai daerah telah menggelar lomba poster untuk kalangan
pelajar di tingkat SMP dan SMA. Program lain yang sudah dilaksanakan adalah
seni tari, teater, musik, dan lomba poster. Program ini kita namakan Program
GenRe (Genarasi yang Punya Rencana).
Melalui kegiatan
ini yang diselingi dengan informasi soal KB, kalangan muda memiliki planning
(rencana) untuk bagaimana mempersiapkan keluarganya dengan perencanaan yang
matang.Sehingga terbentuk keluarga yang ideal yakni cukup dengan dua anak.
Untuk itu,
BKKBN juga menggandeng sejumlah mitra kerja seperti kelompok seniman, lembaga,
hingga bekerjasama dengan SIKIB (Solidaritas Istri Kabinet Indonesia
Bersatu).Kita tidak hanya sebatas sosialisasi dan pagelaran sejumlah kegiatan
namun memantau cara pandang atau pun persepsi usia remaja dan mahasiswa
terhadap konsep GenRe.
Remaja dan
mahasiswa hendaknya, harus dapat melihat serta merencanakan jauh ke depan, agar
dapat mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.
Memantapkan
peran GenRe (Generasi Berencana)
Selaras
dengan UU No 52 Tahun 1999 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, peran serta remaja dalam Program KB yang dalam hal ini diterjemahkan
dalam pelembagaan keluarga kecil bahagia sejahtera menuju penduduk tumbuh
seimbang 2015, sangat strategis.
Remaja
merupakan salah satu kelompok penduduk yang harus dibina secara terus menerus
dan dimantapkan, sehingga memiliki sikap dan perilaku yang mendukung
pelembagaan sekaligus pembudayaan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera).
Harapannya,
para remaja, mampu menjadikan dirinya dan anak cucunya kelak sebagai manusia
Indonesia yang berkualitas, tidak saja cerdas, sehat dan terampil, namun
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki loyalitas, dedikasi, dan disiplin
yang tinggi serta berbudi pekerti luhur.
Sebagai
subyek, remaja atau generasi muda diharapkan berperan serta aktif mendukung
pembangunan keluarga kecil bahagia sejahtera melalui berbagai kegiatan.
Sebelumnya,
kita mengetahui ada PIK-KRR, yang kini diubah menjadi Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK Remaja). Programnya pun berubah menjadi Program Penyiapan
Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR).
Nah, PIK
Remaja dengan program PKBR nya sekarang ini diharapkan mampu memfasilitasi terwujudnya
“Tegar Remaja” yakni remaja yang tidak saja berperilaku sehat dan terhindar
dari risiko Triad KRR (Seksualitas, Napza dan HIV/AIDS) tetapi juga remaja yang
mau menunda usia perkawinannya hingga mencapai kedewasaan penuh.
Selain itu,
bercita-cita mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (KKBS), serta mampu
menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya.
Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar