Selasa, 25 Desember 2012

Manusia dan bakat Lingkungan



A.    Manusia dan Perkembangannya
Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Akibat dari unsure kehidupan yang ada pada manusia. Manusia berkembang dan mengalami perubahan-perubahan baik dalam segi Fisiologis maupun dalam segi Psikologis. Factor-faktor yang menentukan perkembangan manusia ternyata terdapat bermacam-macam pendapat dari para ahli, sehingga pendapat-pendapat itu menimbulkan bermacam-macam teori yang lain, bahkan ada yang bertentangan satu dengan yang lain. Teori – teori perkembangan tersebut antara lain:
a)      Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh factor-faktor Natives, yaitu faktor-faktor keturunanyang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini  sewaktu individu dilahirkan telah membawa sifat-sifat tertentu, dan sifst—sifat inilah yang akan menentukan keadaan individu yang bersangkutan, sedangkan factor lain yaitu lingkungan, termasuk di dalamnya pendidikan dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu itu. Teori ini dikemuikakan oleh Schopenhour (Bigot, dkk. 1950).
b)      Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seorang individu akan di tentukan oleh pengalaman-pengalamannya (bisa berupa Pendidikan) yang di peroleh selama perkembangan individu itu. Menurut teori ini, manusia yang dilahirkan bisa di ibaratkan sebagai kertas atau meja yang putih bersih dan belum ada tulisan apapun. Akan menjadi apakah individu itu kemudian tergantung kepada apa yang akan dituliskan di atasnya. Karena itu peranan para pendidik dalam hal ini sangat berpengaruh besar. Pendidikanlah yang akan menentukan  keadaan individu itu di kemudian hari. Teori ini di kemukakan oleh John Locke juga sering dikenal dengan teori tabularasa, yang memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peran.
Apabila dicermati, teori ini merupakan teori yang bertentangan dengan teori Nativisme.
c)      Teori Konvergensi
Teori ini merupakan teori gabungan (Konvergensi) dari kedua teori diatas tersebut. Teori ini dikemukakan oleh William Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting didalam perkembangan individu. Perkembangan individu  akan di tentukan baik oleh factor yang dibawa sejak lahir (endogen) maupun factor lingkungan (pengalaman dan pendidikan) yang merupakan factor eksogen.
Dari ketiga teori diatas, teori Konvergensilah yang merupakan teori yang di terima oleh para ahli pada umumnya, sehingga teori yang di kemukakan oleh W. Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu disamping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain.

B.     BAKAT MANUSIA

Bakat ialah kemampuan atau kebolehan batiniah untuk memahami atau melakukan perkara (subjek) atau sesuatu ilmu yang dibekalkan sejak azali pada seseorang manusia. Bakat yang ada pada seseorang biasanya berbeza dengan bakat yang ada pada seseorang yang lain.
 Biasanya bakat akan berkembang bersama perkembangan fikiran dan fizikal insan. Itupun bergantung pula pada sejauh mana pengembangan bakat itu diusahakan oleh individu tersebut. Bakat atau kebolehan semulajadi yang didorong serta dihidupkan akan membuatkan seseorang itu mudah berhasil dan berjaya dalam subjek tersebut, dibandingkan dengan seorang yang tidak berbakat dalam subjek itu. Orang yang tidak berbakat dalam sesuatu perkara tapi meminati bidang itu, maka untuk beroleh kejayaan kenalah ia berusaha lebih bersungguh-sungguh dan berhempas-pulas daripada seseorang yang berbakat.
 Contoh-contoh bakat yang ada pada manusia ialah; 1. Berniaga 2. Bertani 3. Melukis 4. Menulis 5. Bertukang 6. Mentadbir 7. Menyanyi 8. Memasak 9. Menjahit 10. Berenang 11. Menembak 12. Mengubat orang (bomoh/doktor) 13. Berlakun 14. Mengajar dan lain-lain lagi 15. Kepimpinan dan lain-lain lagi Seorang yang berbakat dalam lukisan akan menjadi pelukis yang handal dan terkenal jika bakatnya itu didorong dan disuburkan.
 Padahal bagi seorang yang tidak berbakat melukis, walaupun dia berusaha bersungguh-sungguh namun belum terjamin dia akan begitu kreatif dalam menghasilkan lukisan-lukisan yang hebat. Seorang yang berbakat dalam berniaga dan dia juga minat berniaga, maka kalau ia didorong dan dipimpin nanti kita akan lihat, di umur mudanya lagi dia sudah berjaya dalam perniagaan yang besar. Berbeza halnya dengan seseorang yang tidak berbakat, kalaupun dia minat berniaga (kerana ingin kaya) dan dia pula didorong-dorong serta dipimpin untuk berniaga, pun hasilnya belum boleh menandingi orang yang berbakat di bidang itu. Kecuali yang beebakat itu kurang dipimpin atau kurang minat untuk berniaga, barulah mungkin orang yang tidak berbakat itu boleh menyaingi taraf perniagaannya itu.
 Di sini disebutkan kaitan rapat antara bakat dengan minat sebagai faktor pendorong dan penentu kejayaan karier seseorang. Bakat dengan minat tidak mesti wujud bersama-sama. Ada orang berbakat dalam sesuatu perkara tapi tidak semesti berminat dalam perkara tersebut. Namun ada juga yang tidak berbakat tapi berminat dengan perkara itu. Dan memang ada juga orang yang berbakat dan minat dalam bidang tersebut.

C.     Hubungan Manusia/Individu dengan Lingkungannya
Telah dikemukakan dalam teori konvergensi bahwa lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu dan teori ini pada umumnya menunjukan kebenarannya. Lingkungan secara garis besar dapat dibedakan:
Lingkungan FisikYaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya tanah, keadaan musim dan sebagainya. Lingkungan alal yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.
 Lingkungan SosialYaitu merupakan lingkungan masyarakat yang adanya interaksi individu satu dengan individu lain. Keadaan masyarakatpun akan memberikan pengaruh tertentu terhadap perkembangan individu. Lingkungan Sosial biasanya dibedakan:

Lingkungan Sosial PrimerYaitu lingkungan social dengan adanya hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota yang lain.
Lingkungan Sosial SkunderYaitu lingkungan social yang hubungan anggota satu dengan yang lain agak longgar.
Hubungan individu dengan lingkungannnya ternyata tidak hanya berjalan searah tetapi terdapat hubungan yang saling timbal balik yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu dan begitu pula sebaliknya.
Bagaimana sikap individu terhadap lingkungan dapat dipaparkan sebagai berikut:
·         Individu Menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan tidak sesuai dengan yang ada didalam diri individu.
·         Individu menerima lingkungan.dalam hal ini lingkungan sesuai atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu atau individu merasa cocok dengan lingkungan tersebut.
·         Individu bersikap Netral. Dalam hal iniindividu tidak menerima tetapi juga tidak menolak. Individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.

1 komentar:

  1. Stainless Steel Blades - Titanium Art
    Stainless Steel Blades. ford edge titanium 2019 Stainless titanium white wheels Steel Blades titanium wedding bands – Steel Blades (A) - Stainless titanium belt buckle Steel Blades (G). titanium eyeglasses Stainless Steel Blades – Steel Blades (A).

    BalasHapus