pekembangan kognitif terhadap pemasaran
Konsep-Konsep dalam Perkembangan Kognitif
Ditegaskan bahwa
penelitian dan teori perkembangan kognitif ditujukan untuk
mendeskripsikan pertumbuhan konsep-konsep dasar anak sepanjang waktu dan
menjelaskan proses-proses dimana konsep-konsep itu dibutuhkan dan
dilakukan. Dimulai dari pendapat Reese dan Overton (1970) yang
mengatakan bahwa ada dua konsep yang berbeda dalam perkembangan
kognitif. Pertama, konsep yang didasarkan pada model organisme. Kedua,
konsep yang berpedoman pada model mekanistik.. Konsep yang didasarkan pada model organisme
Konsep ini menggunakan
analogi pada organisme dimana perkembangan pengetahuan manusia sama
dengan perkembangan biologi (manusia sangat memerlukan waktu untuk
beradaptasi dengan keadaan disekitarnya). Dengan paradigma itu, konsep
ini lebih diarahkan pada perkembangan kognitif yang kompleks. Dikatakan
lebih kompleks karena menitikberatkan pada proses bagaimana anak dapat
mengolah dan memanfaatkan input-input yang diterimanya selama mengalami
perkembangan.
Untuk melakukan proses-proses tersebut, pada konsep ini
dijelaskan bahwa individu akan lebih berpartisipasi aktif dalam
mengembangkan pengetahuannya. Hal ini dapat terbentuk ketika individu
tersebut telah dapat mengaplikasikannya dalam berbagai hal pada
perjalanan pengalamannya dengan keadaan yang diterima dan dijalaninya
melalui proses-proses yang dimaksud, karena pengalaman ini adalah salah
satu hal yang sangat menentukan dalam terbentuknya perkembangan
pengetahuan yang diinginkan. Artinya semakin banyak pengalaman yang
dijalani dan yang dimiliki individu dalam berbagai persoalan ataupun
terhadap obyek maka dengan sendirinya pengetahuan individu tersebut akan
semakin berkembang dalam kaitannya dengan pemikiran tentang persoalan
atau obyek yang ditemukan.
Konsep ini juga menjelaskan bahwa
perkembangan dapat juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan suatu
struktur organik yang terdapat pada tubuh manusia. Dengan semakin
terbentuknya tingkat kematangan pada struktur organik atau pada jaringan
tertentu dalam tubuh manusia ini, perkembangan individu akan semakin
nampak dan jelas sehingga pengetahuan-pengetahuan baru akan dapat
diserap dan disimpan menjadi lebih permanen. Misalnya, pada bayi yang
baru lahir, bahwa ketika bayi itu lahir tidak dengan sendirinya semua
anggota tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, tetapi akan memerlukan
jangka waktu tertentu untuk dapat mencapai pada fungsi yang dimaksud.
Dalam hal ini salah satunya organ mata, mata pada bayi tidak dengan
sendirinya langsung bisa melihat dengan jelas apa yang ada disekitarnya,
tetapi selalu akan membutuhkan selang waktu tertentu baru dapat melihat
dengan jelas.Perkembangan juga merupakan hal yang dapat dilakukan manusia (individu)
pada proses-proses yang saling berhubungan dan tidak dengan mudah dapat
dipisahkan antara proses yang satu dengan proses yang lain. Karena
karakteristiknya yang tidak dapat dipisahkan dalam proses-prosesnya,
perkembangan pada konsep ini lebih berorientasi pada tujuan. Kembali ke
persoalan mata pada bayi yang baru lahir, ketika mata tersebut dapat
melihat dengan jelas apa yang ada disekitarnya, maka akan terlihat jelas
perbedaan respon bayi terhadap sesuatu yang dilihatnya dibanding ketika
bayi tersebut masih belum jelas melihat apa yang ada disekitarnya.
Dapat katakan disini bahwa dari berbagai macam jenis dan bentuk
proses-proses yang dilakukan hasil akhirnya adalah dapat melihat dengan
jelas.
Namun, konsep ini masih memiliki kelemahan tersendiri terlebih
seperti yang telah dijelaskan bahwa perkembangan kognitif senantiasa
berorientasi pada tujuan. Kelemahannya terletak pada tidak adanya
penekanan terhadap proses-proses yang terjadi dan dilakukan individu.
Konsep ini menjelaskan bahwa apapun proses-proses tersebut semuanya akan
tergambar pada hasil akhir dari perkembangan tersebut.
b. Konsep yang berpedoman pada model mekanik
Berbeda
dengan konsep yang didasarkan pada organisme biologi, bahwa pada konsep
ini perkembangan diasumsikan sebagai pengembangan dari teori behavior
(sifat-sifat yang berdasarkan tingkah laku individu) dimana perkembangan
merupakan satu kesatuan yang saling mengikat antara tingkah laku dengan
proses-proses yang dilakukan. Sehingga konsep ini menitikberatkan pada
bagaimana individu menghasilkan product dan bagaimana process yang
jalani.
Berlangsungnya proses-proses tersebut, individu diharapkan
lebih reaktif dari pada sekedar hanya aktif dalam memandang dan mengolah
pengetahuan sebagai sebuah gambaran kenyataan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara individu tersebut lebih banyak melakukan latihan-latihan
baik ketika menemukan pengalaman maupun setelah melalui perjalanan
panjang dari berbagai jenis dan bentuk pengalaman selama perkembangan.
Dengan semakin sering melakukan latihan-latihan, pengetahuan yang
diperoleh individu tersebut akan semakin berkembang. Misalnya, seorang
anak yang belum bisa berbicara dengan normal. Karena pengalaman dalam
kesehariannya yang berinteraksi dengan orang yang bisa berbicara dan
diikuti dengan latihan-latihannya mengucapkan setiap apa yang
didengarnya maka secara berangsur-angsur anak tersebut akan mengalami
perkembangan yaitu akan dapat berbicara dengan baik artinya anak
tersebut dapat menyebutkan obyek dengan jelas meski belum semuanya dapat
dilakukan atau disebutkan.
Perkembangan menurut konsep mekanik
menjelaskan bahwa perkembangan dinilai sebagai suatu yang kontinu dan
sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan pengalaman apa yang ditemukan
dan dengan cara latihan-latihan apa saja yang dilakukan untuk mencapai
perkembangan. Sehingga konsep ini dapat diasumsikan sebagai konsep yang
lebih teliti daripada konsep sebelumnya karena masih memperhatikan
proses-proses dalam hal ini latihan-latihan dan memperhitungkan
pengalaman apa saja yang diperlukan dalam mencapai perkembangan yang
lebih baik.Paradigma dalam Penelitian Perkembangan Kognitif
Piaget menjelaskan
bahwa perkembangan kognitif seorang anak dapat terjadi dengan baik dalam
kerangka yang lebih sistematis. Hal ini ditunjukkan melalui teorinya
tentang perkembangan yaitu ada beberapa tahapan-tahapan yang dilewati
seorang anak untuk mencapai tingkat perkembangan yang lebih terarah.
Tahapan-tahapan tersebut adalah 1. tahap sensorimotor; 2. tahap
praoperasi; 3. tahap operasi konkret; 4 tahap operasi formal.
Namun,
tahapan-tahapan tersebut tidak selamanya akan berlaku pada tiap individu
pada tiap populasi karena kultur dan karakter yang berbeda-beda. Untuk
lebih mengarahkan pendapat Piaget kearah yang lebih konkrit, Mohwill
(1973) memberikan garis besar pada suatu model untuk pengkajian tentang
perkembangan. Ia menyediakan suatu skema atau bagan yang sangat berguna
untuk memberikan karakter pada berbagai penelitian dalam perkembangan
kognitif terutama dalam bidang pendidikan matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar